BANYAK ATAU CUKUP?
Yang paling penting bagi kita bukanlah ‘banyak’. Tapi, yang paling penting bagi kita adalah ‘cukup’. Banyak itu relatif, sedangkan cukup itu terukur. Wang banyak belum tentu cukup, yaitu kalau keperluannya melampaui jumlah wangnya.
Jika kita mempunyai wang sejumlah lima ribu, maka mungkin kita akan menyebutnya banyak. Tapi jika keperluannya sebesar enam ribu, maka cukup atau tidak? Tentu tidak. Jadi bagi kita tidak penting jumlah, yang penting adalah cukup. Yang penting cukup makan, bukan banyak makan. Yang penting istirahat cukup, bukan banyak istirahat.
Setiap sesuatu yang melampaui cukup adalah berlebihan atau boros. Sedangkan boros adalah sesuatu yang tidak disukai oleh Allah Swt. Orang yang boros itu saudaranya syaitan.
Allah Swt. berfirman, “Dan janganlah kamu sekalian berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al An’am [6] : 141)
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah Swt. berfirman, “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isra [17] : 26-27)
Jadi , bagaimana agar Allah Swt. mencukupi keperluan kita? Jawabannya adalah dengan bertawakal. Allah Swt. berfirman, “Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Tholaq [65] : 3)
Mengapa kita harus tawakal kepada Allah Swt.? Kerana Allah yang menciptakan kita, dan kerana Allah yang paling mengetahui keperluan kita. Malah, keperluan yang ada pada diri kita pun, adalah ciptaan Allah Swt. Kita tidak faham keperluan kita yang sebenarnya, kerana tubuh ini bukan ciptaan kita. Kita tidak faham keperluan nutrisi harian kita sebenarnya. Pakar kesihatan pun hanya memahami secara terbatas saja, tidak sempurna.
Tubuh kita ini terdiri dari 100 trilion sel! Setiapnya mempunyai keperluan masing-masing, dan kita tidak mengerti apa dan bagaimana caranya memenuhi keperluan itu. Namun, puluhan tahun kita hidup, tanpa kita sedari bahawa kesemua keperluan itu ternyata mencukupi. Sungguh tidak terbayangkan kalau kita tahu seluruh keperluannnya dan kita harus mencukupinya, betapa berat sekali hidup ini.
Jadi tidak perlu risau dengan keperluan kita. Tiba-tiba perut lapar, itu adalah sunnatullah. Kita tidak mengerti mengapa perut kita harus lapar. Kita juga tidak mengerti mengapa tubuh kita harus haus, mengapa tubuh kita ingin bernafas. Semua kondisi itu adalah ciptaan Allah Swt. Termasuk rasa sedih, takut, dan cinta.
Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang bertawakal kepada-Nya. Berserah diri semenjak awal hingga akhir perjalanan hidup kita, yang diiringi dengan maksimam doa dan ikhtiar.
No comments:
Post a Comment