Wednesday, 1 July 2015

MUNKAR DAN NAKIR

INI BUKAN DARI AL QURAN ATAU HADIS, NAMUN SEBAGAI IKTIBAR.

Alkisah seorg Jutawan telah menulis surat wasiat : "Barang siapa yg dapat menjagaku di dlm kubur 40 hari setelah Aku mati, nanti akan kuwarisi separuh dari harta peninggalanku". Bila ditanyakan pada anak2nya apakah mrk sanggup menjaganya di dlm kubur nanti. Anak2nya menjawab, "Mana mungkin kami sanggup menjagamu wahai ayah krn pd masa itu ayahpun sudah menjadi mayat". Bila ditanyakan kpd adik2nya, “Wahai adik2ku, sanggupkah kamu menjaga aku 40 hari dlm kubur setelah aku mati? nanti aku akan berikan setengah drpd hartaku kpdnya”. Dan adik2nya menjawab, “Wahai abangku, adakah engkau sudah gila mana mungkin ada manusia yg sanggup bersama mayat selama itu di dlm tanah.” Lalu dgn sedih jutawan itu membuka tawarannya kpd org awam.

Akhirnya sampai jugalah pd hari di mana jutawan tersebut kembali ke Rahmatullah. Kuburnya telah dihias dgn megah laksana sebuah peristirahatan termewah dgn semua perlengkapannya. Seorg Tukang kayu yg sgt miskin telah mendengar akan wasiat tersebut lalu diberitahu kepada isterinya. Isterinya berkata, “Wahai suamiku, apalah susahnya menjaga mayat tersebut selama 40 hari dibandingkan kerjamu ketika menebang kayu di dl hutan bertemu dgn harimau dan binatang buas lain”. Tukang kayu tersebut dengan segera ke rumah Jutawan itu utk menerima tawaran. Keesokan harinya dikebumikanlah jenazah Si Jutawan, Si Tukang kayu itu pun ikut turun ke dalam liang lahat bersama kapaknya.

Setelah tujuh langkah para pengantar jenazah meninggalkan pemakaman, maka datanglah Malaikat Mungkar dan Nakir ke dalam kubur tersebut. Si Tukang kayu menyadari siapa yg datang maka Ia menjauhkan diri dari mayat jutawan itu. Terbetik di fikirannya bahwa sudah tiba saatnya Si Jutawan itu akan disoal oleh Mungkar dan Nakir. Tetapi apa yg terjadi sebaliknya, Mungkar dan Nakir malah menuju ke arahnya dan bertanya "Apa yang kau buat di sini" ?. Aku menemani mayat ini selama 40 hari untuk mendapatkan setengah harta wasiatnya" jawab si Tukang kayu. "Apa harta yg ada pada kau sekarang"? lanjut Mungkar-Nakir. "Aku cuma memiliki sebatang kapak ini saja untuk mencari rezeki" kata si tukang kayu. Kemudian Mugkar-Nakir bertanya lagi "Dari mana kau dapat kapak ini" ?. "Aku membelinya" balas si tukang kayu. Lalu pergilah Mungkar dan Nakir di hari pertama. Hari kedua Mereka datang lagi dan bertanya "Apa yang kau buat dengan kapak ini"?. "Aku menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar untuk dijual" sergah tukang kayu. Di hari ketiga di tanya lagi "Pohon siapa yang kau tebang dengan kapak ini?. "Pohon itu adanya di hutan belantara jadi tiada siapa yg punya" katanya Tukang kayu. "Apa Kau yakin" tanya malaikat. Kemudian Mereka menghilang dan datang lagi di hari ke empat dan bertanya lagi "Adakah kau potong pohon tersebut dengan kapak ini dgn ukurannya dan beratnya yg sama untuk dijual?. "Aku potong agak2 saja, mana mungkin ukurannya sama rata" tegas tukang kayu. Begitu terus yg dilakukan malaikat Mungkar Nakir datang dan pergi sampai tak terasa sekarang 39 hari sudah dan yg ditanyakan masih berkisar tentan kapak tersebut.

Di hari terakhir yang ke 40, berkata Mungkar dan Nakir "Hari ini kami kembali bertanya soal kapak ini". Belum sempat Mungkar dan Nakir bertanya, si Tukang kayu tersebut dgn segera melarikan diri dgn membuka pintu kubur tersebut. Ternyata di luar ramai org yg menantikan kehadirannya. Tetapi si Tukang kayu itu dgn tergesa2 keluar meninggalkan mrk semua dan sambil berkata ambillah semua bagian harta wasiat tersebut oleh kalian karena aku sudah tidak menginginkannya lagi.

Sampai di rumahnya lalu dia berkata pada isterinya "Aku tidak menginginkan harta jutawan itu lagi, di dunia ini harta yg kumiliki hanyalah kapak ini, tapi malaikat Mungkar dan Nakir sampai 40 hari mereka tanyakan dan persoalkan masih pada di seputar kapak ini. Bagaimana jadinya kalau hartaku begitu banyak...entah berapa lamanya dan bagaimana Aku menjawabnya"

Dari Ibnu Mas’ud ra dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda, "Tidak akan bergerak tapak kaki anak Adam pada hari kiamat, hingga ia ditany

No comments:

Post a Comment