HATI YANG BERSIH
Ukuran kecemerlangan seseorang ialah ketika bertemu dengan Allah Swt. Firman Allah di dalam Al Quran, “(Yaitu) hari di mana harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Alloh dengan hati yang bersih.” (QS. Asy Syu’aro [26]: 88-89).
Dalam ayat-Nya yang lain Allah Swt. berfirman, “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy Syams [91]: 7-9).
Kecemerlangan sejati adalah apabila Allah meredhai kita untuk berjumpa dengan-Nya. Maka kunci sukses ada pada kegigihan menjaga kebeningan hati, supaya sekecil manapun amal kita diterima oleh Allah. Allah Yang Maha Mengetahui tidak akan menerima amal kecuali amal yang ikhlas. Sesungguhnya sesuatu amal walaupun besar akan jadi sia-sia jikalau tidak ikhlas.
1. Sebenarnya, hati boleh menjadi kotor baik sebelum beramal, sedang beramal atau setelah beramal. Kotornya hati sebelum beramal yaitu niat yang salah. Misalnya, kita bersedekah, tapi niatnya ingin disebut dermawan, atau ingin dapat pujian.
Manakala kotornya hati ketika sedang beramal yaitu riya’ (pamer, ingin dilihat). Misalnya, kita ingin dilihat orang saat menderma, membantu orang miskin /yatim.
Dan kotornya hati setelah beramal yaitu pertama, menceritakan amal, misalnya menceritakan jumlah yang disedekahkan. Atau, menceritakan tentang seringnya peningkatan dalam beribadah. Kalau niatnya memotivasi orang yang lain, mudah-mudahan menjadi amal kebaikan, tapi kalau sekadar untuk menunjuk2, akan menjadi dosa.
2. Takabur yaitu merasakan dirinya lebih hebat dari lain, dan merendahkan orang lain. Misalnya kita merasa berjasa menolong orang mendapatkan pekerjaan, atau mengajari ilmu kepada seseorang. Padahal hakikatnya Allah-lah yang berbuat, kita hanyalah dijadikan jalan pertolongan bagi hamba-hamba-Nya.
3. Ujub yaitu merasa diri berbeda dari yang lain, walaupun tidak menghebohkannya, namun hati kecilnya merasa lebih baik dari yang lain. Misalnya, kita rajin membaca Al Quran, puasa atau bersolat tahajud, tapi ketika melihat ada orang yang jarang membaca Al Quran, puasa atau bertahajud, hati kecil kita meremehkannya dan kita merasa paling sholeh. Padahal hanya Allah Yang Maha Tahu siapa yang lebih ikhlas dalam beramal di antara hamba-hamba-Nya.
Ya Allah, jauhkan hati ini dari segala keburukan hati. Berikan kepada kami kebahagiaan seperti nikmat yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh. Berikan kepada kami kesanggupan rendah hati dan kenikmatan beramal dengan tulus dan ikhlas. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.
No comments:
Post a Comment