Tuesday, 6 December 2016

HAWA NAFSU
Allah Swt berfirman, Artinya: “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).”
(QS. An Naaziat [79]: 40 – 41).

Dalam ayat ini Allah memperingatkan manusia agar tidak terpedaya hawa nafsunya. Ayat ini diperkuat dengan hadits Rasulullah Saw., “Sesungguhnya perkara yang paling aku takuti terhadap kalian adalah menuruti hawa nafsu dan panjang angan. Adapun menuruti hawa nafsu dapat menghalangi dari kebenaran. Sedangkan panjang angan artinya sama dengan mencintai dunia.” (HR. Ibnu Abi Ad Dunya).

Salah satu hal yang sangat mudah mengotori hati kita adalah pandangan mata yang didorong oleh bisikan hawa nafsu. Memang menjadi fitrah manusia jika ada ketertarikan terhadap lawan jenis. Akan tetapi Islam memiliki aturan mulia yang mengatur interaksi antara sesama manusia berlainan jenis, termasuk dalam hal pandangan mata.

Pendengaran kita pun mesti dipelihara dan dijaga dari hal-hal yang boleh merosak hati, salah satunya adalah lagu-lagu. Tentu akan lebih baik lagi jika kita lebih banyak mendengarkan Al Quran. Al Quran mengajak kita untuk mengingat Allah Swt, dengan mengingat-Nya maka hati kita akan tentram.
Allah Swt berfirman,
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’du [13]: 28).

Masih banyak hal yang boleh merusak hati melalui jendela pendengaran, diantaranya adalah percakapan kosong yang berisi keburukan orang, ghibah atau fitnah.

Betapa penting kita mengendalikan hawa nafsu sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Kita baru kembali dari sebuah peperangan kecil untuk memasuki peperangan yang lebih besar.” Sahabat bertanya, “Peperangan apakah itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Peperangan melawan hawa nafsu.” (HR. Baihaqi).
Waspadalah terhadap dorongan hawa nafsu yang ingin dilihat dan dipuji orang lain. Kerana mudah saja bagi Allah Swt untuk membalikkan keadaan dari keadaan yang asalnya diperkirakan sebagai kehebatan, berbalik menjadi malapetaka.

Dipetik dari buku : Faktor Pengotor Hati Dan Kiat Membersihkannya
Penulis: Abdullah Gymnastiar

No comments:

Post a Comment