Tuesday 7 July 2015

KISAH KAPAK YANG HILANG

Alkisah, ada seorang penebang kayu. Suatu hari dia kehilangan kapaknya, sehingga dia tidak dapat  bekerja. Dia mencurigai tetangganya yang mencuri kapaknya.

Pagi itu dia lihat jirannya berangkat kehutan untuk menebang setelah menutupi kabinet peralatan kerjanya dengan kain, rasanya kapaknya pasti disembunyikan disana, apalagi senyuman jirannya terasa tidak ikhlas. Pasti dia pencurinya.

Besoknya, jiran itu bahkan nampak ramah berlebihan, biasanya jarang menyapa, kali ini peramah sangat. Apalagi dilihat hasil tebangan kayunya dua hari ini banyak sekali, pasti dia menebang menggunakan kapak curiannya.

Semakin difikir semakin yakin bahwa jiran itulah yang telah mencuri kapaknya.

Pada hari ketiga baru disadari ternyata kapaknya tersimpan di laci dapur. Istrinya yang mengemas rumah menyimpannya disana. Gembira hatinya karena kapaknya dapat ditemukan kembali.

Kali ini dia amati lagi jirannya, dan dia merasa jirannya ini tidak berkelakuan seperti pencuri & senyumannya juga ikhlas. Bahkan percakapannya terasa sangat wajar dan jujur. Dia heran kenapa kemarin dia melihat jirannya seperti pencuri?

Persepsi membentuk kenyataan, fikiran kita membentuk sudut pandang kita.

Apa yang kita yakini akan semakin terlihat oleh kita sebagai kenyataan.

Sebagai contoh, apapun yang dilakukan orang yang kita cintai adalah baik dan benar. Anak nakal dianggap lucu, orang cerewet dibilang perhatian, keras kepala dianggap berprinsip.

Hidup tidak pernah & tidak ada yang adil, tidak ada benar salah, sebenarnya kita ciptakan sudut pandang kita sendiri. Kadang apa yang terlihat bukan kenyataan, kenyataan adalah siapa kita & bagaimana kita memandang semuanya itu. Pandangan kita berubah mengikuti perubahan zaman & keadaan.

No comments:

Post a Comment